Biogas dan Bioslurry sebagai Energi Alternatif

Lima mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) berhasil membuat instalasi biogas dan bioslurry yang dilaksanakan di Sambeng II, Poncosari, Srandakan, Bantul. Mereka adalah Anisa Anggraeni, Cici Nurmaidha Tanjung, dan Rian Nurhasanah yang ketiganya merupakan mahasiswa prodi biologi serta Muhammad Hanafi (Kebijakan Pendidikan) dan Muhibbul (Teknologi Pendidikan) dengan dosen pembimbing Ariefa Efianingrum, M.Si.

Program yang mereka angkat dalam kegiatan pengabdian masyarakat tersebut berjudul Bioland: Pembangunan Instalasi Biogas dan Bioslurry sebagai Sumber Energi Terbarukan di Dusun Sambeng II, Poncosari, Srandakan, Bantul ini dilatar belakangi oleh temuan kelompok KKN 1009 UNY 2015 yang mengatakan bahwa ada 52 orang warga Sambeng II berprofesi sebagai peternak sapi dan tergabung dalam kelompok ternak sapi Nandhi Amartani. Satu anggota kelompok ternak, rata-rata memelihara 2-3 ekor sapi dan satu ekor sapi dapat menghasilkan kotoran sebanyak 23,59 kg/ sapi/ hari.

Kotoran sapi ini biasanya ditumpuk di belakang kandang sapi dan belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, kelompok KKN 1009 mengangkat pemanfaatan kotoran sapi sebagai program unggulan KKN. Hasil dari program KKN ini menyebutkan bahwa masyarakat menginginkan adanya tindak lanjut dari program unggulan tersebut dengan memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas sebagai sumber energi terbarukan dan pupuk cair seperti yang sering diberitakan di media massa baik elektronik maupun nonelektronik. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat melalui program kreativitas mahasiswa pengabdian kepada masyarakat dengan membangun instalasi biogas dan bioslurry sebagai sumber energi terbarukan di Dusun Sambeng II, Poncosari, Srandakan, Bantul.

Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu persiapan, sosialisasi, pelatihan manajemen organisasi dan rapat pengurus, pelaksanaan pembuatan instalasi biogas dan bioslurry, pemanfaatan biogas dan bioslurry serta monitoring dan evaluasi kegiatan tersebut. Hasil yang sudah dicapai sesuai dengan target luaran adalah jasa yang berupa pelatihan pembuatan dan perawatan instalasi dan pelatihan manajemen organisasi; desain instalasi dan desain taman vertikultur; instalasi bioland; taman vertikultur. Instalasi biogas yang dibuat memiliki digester dengan ukuran 4m3 ini mampu menghasilkan gas metan sebanyak 0,8-1,6 m3 dan bioslurry sebanyak 20-40 liter.

 Saat ini gas metan yang dihasilkan sudah digunakan untuk memasak di rumah Bapak Agus Purwanto dan Bapak Hartono. Sementara itu, bioslurry yang dihasilkan sudah digunakan sebagai pupuk cair pada taman vertikultur yang ditanami tanaman sayur seperti kangkung, sawi, bayam, cabai, dan tomat. Hasil analisis ekonomi penggunaan biogas dibandingkan dengan LPG, minyak tanah, dan kayu bakar sebagai bahan bakar menunjukkan bahwa penggunaan biogas dapat menghemat biaya per unitnya untuk LPG, minyak tanah dan kayu bakar secara berurutan adalah Rp. 2668, Rp. 6200, dan Rp. 5950.