Dosen PLB FIP UNY ikuti AFID 2013 di New Delhi India

AFID (Asian Federation on Intelectual Disability) digelar setiap 2 tahun sekali di 15 negara-negara di Asia sebagai anggota yang meliputi : Jepang, Korea, Taiwan, Malaysia, Singapura, Nepal, India, Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja, Pakistan, Hongkong, Iran dan Sri Lanka. Pada awalnya konferensi ini diselenggarakan pada tahun 1973 di Philipina sebelum diselenggarakan di India. Setiap negara anggota mempunyai board member yang setiap kali diselenggarakan AFID selalu menyampaikan country report dan mengikuti meeting untuk membahas permasalahan dalam pemberian layanan anak dengan disabilitas intelektual. Indonesia selama ini diwakili oleh FNKDI (Federasi Nasional Kesejahteraan Disabilitas Intelektual) namun pada tahun ini perwakilan board member dari Indonesia berhalangan hadir sehingga Pujaningsih, M.Pd. dosen PLB FIP UNY  didapuk oleh presiden AFID untuk mengkoordinasikan keterwakilan Indonesia dengan FNKDI pada konferensi AFID pada tahun 2015 di Sri Lanka.

Kegiatan secara keseluruhan diselenggarakan di India Habitat Centre selama 5 hari yaitu 7-11 Oktober 2013. Pada acara ini terdapat 5 workshop yang ditawarkan dan Pujaningsih mengambil 2 workshop yaitu: Portage for Asian Countries dan Playing Together, Learning Together. Acara yang dihadiri sekitar 500 peserta ini menampilkan 1 Keynote speaker dari ranah medis dan 2 plenary session tentang pendidikan inklusif bagi anak disabilitas intelektual, yait Prof. Dr. Satish C. Girimaji. Dalam paparan tersebut ditemukan beberapa isu diantaranya layanan anak disabilitas intelektual di sekolah inklusi, kesehatan mental mereka sebagai fokus dari berbagai layanan yang diberikan dan hak-hak untuk menentukan pilihan dan berpendapat yang dikembangkan melalui pendidikan. Selain itu juga country report disampaikan untuk berbagi capaian maupun tantangan yang dihadapi oleh berbagai negara anggota dalam memberikan layanan anak/orang disabilitas intelektual. Berdasarkan paparan tersebut ditemukan berbagai permasalahan yang sama.

Di AFID juga terdapat penghargaan yaitu Penghargaan The Star Raft Awards diserahkan oleh Asian Resource Center, Japan. Penghargaan di berikan ke organisasi yang mempunyai dedikasi dan pekerjaan yang  luar biasa untuk anak disabilitas intelektual. Hadiah uang diberikan sebesar  ¥100,000 kepada organisasi yang terpilih.  Selain itu juga diberikan penghargaan kepada anak/orang dengan disabilitas intelektual berdasarkan hasil lukisan mereka yang dipamerkan selama Art Exhibition.

Art Exhibition yang diperuntukkan untuk karya-karya dari anak maupun orang dengan disabilitas intelektual. Selama kegiatan berlangsung, peserta konferensi dapat melihat karya anak Evening Culture Program untuk mendekatkan interaksi antar utusan dari berbagai negara.

Setelah dilakukan presentasi mengenai Developing Bahasa Indonesia Teaching Materials for Student with Intellectual Disabilities oleh Pujaningsih, diperoleh sharing knowledge mengenai buku yang sudah dikembangkan di Korea serta perbedaan kebijakan diberbagai negara lain terkait pengembangan materi ajar yang dilakukan oleh guru berdasarkan kemampuan siswa sehingga tidak beredar buku ajar untuk pengajaran anak dengan disabilitas intelektual. Perbedaan kebijakan layanan pendidikan untuk anak disabilitas intelektual di Indonesia dengan berbagai negara lain berdampak pada pemenuhan sarana prasarana dalam pembelajaran. Di satu sisi ditemukan kelemahan di Indonesia karena masih belum menerapkan PPI (Program Pembelajaran Individual) untuk anak-anak tersebut di SLB C dan pengemasan pelajaran yang belum menyentuh 10 area ketrampilan adaptif karena masih dikemas dalam bidang studi (seperti yang di temukan di sekolah reguler) menjadi isyu untuk disampaikan kepada kolega-kolega di jurusan yang saat ini sedang mengerjakan kebijakan perubahan kurikululum untuk anak dengan disabilitas intelektual.(puj/ant)