International Seminar on Primary Education (ISPE) 2013

Pendidikan Dasar memiliki kontribusi penting pada anak-anak karena merupakan langkah penentu dalam menjajaki kedewasaan dan membentuk karakter personal. Maka dari itu pemberdayaan Pendidikan Dasar untuk menumbuhkembangkan anak haruslah menjadi komitmen dan usaha keras dari pihak terkait, yaitu pelaku pendidikan. Banyak hal yang bisa digali pada pendidikan dasar. Hal ini pula yang memicu untuk diadakannya Seminar Internasional Pendidikan Dasar (ISPE) 2013. Dirangkailah 5 sub tema dari seminar internasional ini antara yaitu Kebijakan Pendidikan Dasar, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar, Pembelajaran yang menyenangkan, Pembentukan Karakter di Usia Dini, dan Tantangan serta Kesempatan di Dunia Pendidikan Dasar. Demikian ungkap Dr. Udik Budi Wibowo, M.Pd. selaku ketua ISPE 2013.

Seminar Internasional Pendidikan Dasar merupakan salah satu rangkaian acara DIES NATALIS ke-49 UNY terselenggara atas kerjasama prodi PGSD FIP UNY dengan prodi Pendidikan Dasar Program Pasca Sarjana UNY Mengambil tempat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY pada hari Sabtu dan Minggu (18-19) Mei 2013 dan dibuka secara resmi melalui pemukulan gong oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. UNY sebagai The Leading University in Character Education akan menyaksikan  pertemuan pakar pendidikan dasar dari seluruh dunia termasuk dari New Zealand, Bangladesh, Singapore, India, China, Thailand, Brunei Darussalam dan Indonesia. Menghadirkan Keynote Speaker Prof. Suyanto. Ph.D. Dr. John Hope (Auckand University, New Zealand), Dr. Rajchukran Tongthawarn (Chiang Mai University, Thailand) , Prof. Ranbir Singh Malik (Edith Cowan University, Australia), Prof. Dr. Soedijarto (UNJ, Indonesia) dan Prof. Suyata, Ph.D. (UNY, Indonesia). Tercatat sebanyak 61 pemakalah dan 280 an peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan guru ikut berpartisipasi dalam acara ini .

Dalam presentasinya Prof. Suyanto, Ph.D. melalui sumber Archipelago Economy , di masa depan Indonesia akan menjadi 7 besar pemegang ekonomi dunia. Untuk mencapainya, pendidikan dasar menjadi sangat krusial, karena sumber daya yang tidak memiliki keterampilan yang bervariasi akan semakin tersingkir oleh mereka yang memiliki banyak keterampilan. Pada kenyataanya masih banyak daerah di Indonesia yang pendapatan perkapitanya masih lebih rendah dari rata-rata.  Maka dari itu dipandang perlu untuk pembentukan Kebijakan Nasional antara lain meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, penyediaan subsidi untuk pelajar yang miskin, meningkatkan subsidi sekolah, menambahkan bantuan operasional sekolah dan beasiswa.

Ditambahkan pula pada abad 21, guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan, teknologi informasi akan memberikan pelajar untuk belajar lebih banyak, karena saat ini dan kedepannya belajar tidak harus di sekolah. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar hal teoritis tapi juga akan berperan sebagai tutor. Pada pengembangan kurikulum 2013 diharapkan sumber daya manusia yang lebih produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Untuk mencapainya dibutuhkan pemberdayaan sikap, keterampilan dan pengetahuan. (ant)