Kuliah Umum Dikdas S2 UNY: Disrupsi Paradigma Pendidikan Dasar dalam Menghadapi Era Society 5.0

Program Studi Pendidikan Dasar S2 UNY menyelenggarakan Kuliah Umum dengan Tema Disrupsi Paradigma Pendidikan Dasar dalam Menghadapi Era Society 5.0, melalui platfom Zoom meeting, Rabu, 23 September 2020. Kegiatan Kuliah Umum tersebut diisi oleh Bapak Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Ketua Dewan Pembina Pena Bakti Institute, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik, Indonesia untuk Republik Uzbekistan dan KyrgyzstanRektor UPI 2005 - 2015. 

Acara dimulai dengan sambutan oleh Direktur Pascasarjana UNY, Prof. Dr. Suyanta, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan terimakasih kepada Prodi Pendidikan Dasar S2 atas terlaksananya kegiatan Kuliah Umum ini, dan mengucapkan terimakasih kepada Narasumber telah meluangkan waktu untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa, dosen Pendidikan Dasar. Selanjutnya acara dibuka oleh Dekan FIP UNY, Dr. Sujarwo, M.Pd. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Sujarwo, M.Pd. memberikan pesan kepada  mahasiswa Dikdas untuk meningkatkan ketrampilan di Abad 21 ini yaitu diantaranya adalah ketrampilan melihat peluang, dan tantangan, kemudian berpikir kritis  dan inovatis, sekaligus bisa berkolaborasi dengan orang lain.

Selanjutnya adalah paparan Bapak Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd   terkait dengan tema yaitu Disrupsi Paradigma Pendidikan Dasar dalam Menghadapati Era Society 5.0. Mengawali paparannya, Prof Sunaryo menggarisbawahi 3 hal yang terkait dengan tema kuliah umum ini yaitu Disrupsi Paradigma, Pendidikan Dasar, dan Era Society 5.0. "Apa itu masyarakat era society 5.0, yaitu perbaduan, atau  memadukan dunia fisik dan dunia virtual.  Ada 4 hal terkait dengan era society 5.0 ini, pertama  big data yaitu perbaduan data fisik dan maya, kedua internet of thing, semua kebutuhan dicukupi melalui internat, ketiga  artificial intelligence, orang bisa mengakses data dengan cepat dan bisa membuat keputusan dengan  cepat, keempat penggunaan robot"', ungkapnya.

Terkait dengan disruspi paradigma, Sunaryo menambahkan  bahwa disrupsi suatu perubahan yang cepat, berkelanjutan  yang terjadi setiap saat, dalam setiap relung kehidupan manusia. "Disrupsi ini membutuhkan respon yang cepat dengan cara kritis dan keratif, sehingga manusia dituntut untuk terampil dalam membuat pilihan serta menyadari resiko. Oleh karena itu respon tehadap disrupsi dilakukan dengan cara kolaboratif.", tegasnya.

"Apa yg harus disiapkan oleh pendidikan"? tanyanya. Pendidikan harus menyiapkan digital citizenship, manusia digital, warga negara digital,  segalanya digital. Ini tugas secara sitematis dan terprogram  dilaksanakan  oleh pendidikan dasar. 

Bagi Masyarakat 5.0, ketrampilan menggunakan teknologi menjadikan syarat sebagai manusia digital.  Penggunaan teknologi dalam masyarakat 5.0 tidak lepas dari inovasi dan berupaya untuk menyejahterakan  kehidupan manusia.

Pendidikan dasar menjadi fundamen untuk segalanya. "Genarasi yang akan kita didik saat ini adalah generasi milenial. Meski yang kita didik adalah genarasi digital,  tanggungjawab pendidikan dalam membawa generasi bangsa inovasi yang berkepribadian Indoensia, menghargai sejarah bahasa Indonesia, dan faham hakikat hidup sebagai makhluk Allah SWT.". pesannya. 

Di akhir sesi, Prof Sunaryo, mengingatkan Sokoguru Pendidikan. "Pendidikan Keluarga adalah pertama dan paling utama sebagaimana", tegasnya. (rit)

 

Tags: