MAHASISWA FIP UNY IKUTI DEBAT

Selasa, 20 Desember 2011 mahasiswa FIP UNY mengikuti acara debat “BERANI BICARA” yang diselenggarakan oleh TVRI Yogyakarta. Acara yang dibawakan oleh Ferry Anggara tersebut mengangkat tema “apakah sertifikasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru”. Dalam debat tersebut mempertemukan mahasiswa FIP UNY dengan Forum Kader Pengembangan Moral Etika Pemuda Indonesia (KAPMEPI). Pada acara tersebut mahasiswa FIP UNY mendapat kesempatan sebagai pihak yang kontra sedangkan F KAPMEPI sebagai pihak yang pro dengan tema tersebut. Ali Wafa Mukhtar maju ke podium sebagai perwakilan dari FIP UNY  dan Ilham mewakili F KAPMEPI.
Acara debat langsung memanas setelah Ferry Anggara memberikan kesempatan kepada masing-masing perwakilan untuk melontarkan pendapat. Ali Wafa menyampaikan bahwa program sertifikasi guru kurang berpengaruh terhadap kinerja guru, karena beberapa catatan yang diperoleh menunjukan bahwa murid-murid merasa terabaikan karena guru-guru sibuk untuk mengikuti kegiatan sertifikasi dan tidak sedikit pula guru yang menjadikan program sertifikasi hanya untuk meningkatkan taraf hidupnya sendiri. Hal tersebut langsung disanggah oleh Ilham, dia mengatakan bahwa program sertifikasi guru bukan untuk meningkatkan taraf hidup semata, melainkan untuk meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik yang professional. Ilham mencontohkan bahwa Ki Hajar Dewantara dengan kesederhanaannya mampu memberikan pendidikan yang baik, hal tersebut tentu tidak lepas dari kualitas sang pendidik atau guru, tambahnya.
Kedua belah kubu debat tersebut saling melontarkan pendapat untuk membantu perwakilan mereka didepan maupun pendapat untuk menyerang lawan. Isdiyono, salah satu mahasiswa FIP UNY menambahkan daripada menghamburkan dana untuk kegiatan sertifikasi lebih baik alokasikan dana pendidikan untuk menambah fasilitas dan sarana pendidikan, sehingga pendidikan bisa lebih maju. Salah seorang anggota KAPMEPI langsung menyanggah dengan memberikan contoh bahwa di salah satu daerah terpencil, walaupun sarana dan prasarana terbatas tetapi siswa tetap bisa berprestasi, lagi-lagi karena guru yang berkualitas. Setelah itu hujan interupsi pun tidak terhindarkan, kedua belah kubu saling melontarkan interupsi sehingga Ferry Anggara pun terpaksa harus menghentikan dengan menghadirkan Arif Rahman Hakim (komisi D DIY) untuk memberikan kesimpulan atau jalan tengah bagi kedua kubu pro dan kontra.
Arif Rahman Hakim menyampaikan bahwa program sertifikasi guru belum lama diselenggarakan sehingga program tersebut belum bisa dikatakan gagal. Namun demikian beliau juga membenarkan bahwa tanpa program sertifikasi pun guru bisa berprestasi, justru seperti yang disampaikan Ilham dan kawan-kawan. Terakhir beliau menyampaikan bahwa program sertifikasi guru tujuannya baik, jadi jangan jadikan program ini sebagai upaya menaikan taraf hidup pribari. Ferry Anggara pun akhirnya menutup acara dengan tepuk tangan meriah dari peserta, yang kemudian saling berjabat tangan. (didik)