Memulai Usaha tidak Harus Bermodal Besar

Ada penelitian yang menunjukan bahwa faktor bakat hanya memiliki pengaruh 5 % dalam suksesnya berwirausaha, sisanya adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, calon wirausaha harus menguasai ilmunya terlebih dahulu sebelum fokus dalam sebuah bidang, termasuk dalam fokus berwirausaha. Demikian penjelasan Rahmat, salah satu narasumber dalam Workshop Pembelajaran Kewirausahaan dan Simulasi Econosphere 2.

Acara workshop yang digelar FIP UNY (20/11) ini menghadirkan pemateri dari UGM, yakni Rahmat Hidayat, M.Sc., Ph.D. Sebagai founder dari program ini, Rahmat menjelaskan bahwa pada intinya workshop ini mengajak dan melatih peserta untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat dalam dunia bisnis yaitu dengan memberi simulasi situasi bisnis dan pemahaman bahwa tidak harus bermodal besar untuk memulai usaha

Menurut Doktor di Bidang Psikologi Ekonomi lulusan Tilburg University ini, tidak semua mahasiswa berbakat di bidang akademik, ada yang berbakat dalam seni, olah raga dan banyak juga yang berbakat dibidang bisnis/wirausaha. “Trend munculnya banyak pengusaha muda yang sukses membuat banyak anak muda / mahasiswa mencoba untuk berbisnis, ada yang berhasil dan tidak sedikit yang gagal dimana hal ini dipengaruhi juga oleh faktor non bakat,” tambah Rahmat dalam pembukaannya.

Acara workshop dilengkapi dengan kegiatan simulasi untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pentingnya kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan di dunia bisnis. Simulasi dimulai dengan memberikan modal berupa uang dummy senilai Rp. 15.000.000 kepada setiap peserta, yang harus dibelanjakan sesuai ketentuan dan uang itu harus bertambah nilainya di akhir simulasi jika ingin dinyatakan berhasil, untuk itu dalam acara ini ada sesi “tawar menawar/lelang” sebagai bagian dari program. Dalam simulasi ini, mahasiswa diberi dua sesi tawar menawar komoditas.

Seluruh peserta yang hadir diminta untuk mencatat semua transaksi yang telah mereka lakukan pada dokumen pencatatan yang harus sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, misalnya buku kas, dan membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Tujuan dari belajar pencatatan ini adalah agar mereka tidak “kehilangan” modal yang telah mereka keluarkan, mengingat banyak pebisnis tidak perhatian terhadap pencatatan keuangan sehingga ada potensi penyalahgunaan, di samping juga berlatih secara nyata bagaimana mencatat transaksi bisnis yang sesungguhnya. (antfip)