PEMBINAAN ANAK JALANAN BERBASIS MASJID

Di era globalisasi yang semakin modern ini terdapat banyak permasalahan dalam berbagai bidang, salah satu permasalahan yang menjadi fokus garapan pemerintah adalah permasalahan sosial yang terjadi di kota ataupun desa. Permasalahan sosial yang menjangkiti generasi muda masa kini salah satunya adalah permasalahan mengenai anak jalanan yang semakin ramai terjadi. Jumlah anak jalanan yang tercatat oleh Kemensos adalah kurang lebih 34.000 anak dengan jumlah anak jalanan di Provinsi Jawa Tengah 14.778 anak dan di kota Magelang sebagai salah satu Kota di Jawa Tengah yaitu sejumlah 27 anak. Permasalahan-permasalahan sosial yang diakibatkan keberadaan anak jalanan tersebut tidak bisa dibilang remeh, dari mengganggu lalu lintas sampai tindak kriminalitas.

Terdapat beberapa kategori pengelompokkan anak jalanan, salah satunya dilihat dari hubungannya dengan orang tua yaitu 1) Children on the street adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. 2) Children of the street adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar hubungan dengan orangtua atau keluarganya lagi. 3) Children in the street adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Sebagai generasi muda penerus bangsa yang potensial, tentu saja sudah banyak dilakukan usaha pemberdayaan dan pengkaryaan dilakukan untuk mengurangi jumlah anak jalanan.

Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta menginisiasi alternatif pembinaan anak jalanan berbasis masjid ini beranggotakan Rizki Dwi Gunawan (PGSD) Wilis Putri Hapsari (PGSD) Hanik Siti Marzuuqoh (PAUD) Misbah Abdilah P (PGSD) Darul Hamim (PGSD). Anak jalanan yang menjadi sasaran pengkaryaan adalah children on the street, dimana anak jalanan pada kategori tersebut masih dapat dibina untuk kembali ke orang tua dan kembali bersekolah untuk menjalankan kehidupan sebagai anak biasanya.

Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Ibadullah Tejosari, Magersari, Magelang. Dengan pembinaan perbasis masjid tersebut diharapkan dapat menanamkan karakter religius kepada anak-anak dimana karakter tersebut dapat memberikan orientasi kepada diri anak untuk bertaqwa dan berakhlak. Karakter anak yang terbina religiusnya dengan baik dapat membawa dampak positif terhadap perilaku pribadi dan lingkungannya. Dengan demikian maka anak tersebut akan sadar, untuk melakukan aktivitas yang lebih bermanfaat dan produktif dari pada meminta-minta di jalanan. Program pembinaan berbasis masjid dimaksudkan agar target sasaran mempunyai aqidah yag sejahtera, ibadah yang betul, akhlaq yang mantap. Ditinjau dari istilahnya sendiri masjid tidak sebatas tempat ibadah, secara syariat masjid memiliki makna yang lebih luas, yakni sebagai tempat berkumpulnya ummat islam untuk beribadah melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai amal-amal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. (riz/wil)