Pendidikan Bermakna untuk Menciptakan Masyarakat yang Setara dan Adil

Kamis (25/10) Berbagai masalah sosial tersebar luas di masyarakat saat ini. Berita tentang kenakalan remaja seperti bullying, pelecehan, dan bahkan kekerasan fisik hampir setiap hari tayang di televisi dan media cetak. Juga, tingkat pengangguran orang masih tinggi di banyak negara, menyebabkan banyak masalah dalam kehidupan manusia. Uniknya, masalah ini hampir ada di setiap negara, buka Dr. Haryanto, M.Pd, Dekan FIP UNY dalam pembukaan ICMED dan ICSIE di Hotel Grand Keisha Yogyakarta

Sebagian besar masyarakat dunia percaya bahwa pendidikan adalah senjata ampuh untuk memerangi berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan bermakna telah muncul sebagai paradigma baru di bidang pendidikan yang menekankan pada pembentukan karakter dan kepribadian, di mana penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan menjadi bagian dari itu. Dengan berfokus pada integrasi pembentukan kepribadian dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan, pendidikan yang bermakna dapat mengembangkan lulusan yang memiliki moral yang baik dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membawa manfaat bagi masyarakat dan menjaga martabat manusia. Selain itu, pendidikan yang bermakna dapat meningkatkan kualitas pendidikan baik melalui manajemen dan proses pendidikan.

Dengan komitmen untuk memecahkan berbagai masalah sosial yang terjadi di masyarakat saat ini, Fakultas Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan Konferensi Internasional tentang Pendidikan Bermakna (ICMED) dengan tema “Pendidikan Bermakna untuk Menciptakan Masyarakat yang Setara dan Adil”. Hal ini sejalan atas hak pendidikan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus yang telah dinyatakan dengan jelas dalam Konvensi PBB tentang Hak-hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD) pada tahun 2006. Konvensi tersebut dengan jelas menyatakan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem yang digunakan untuk menyediakan peluang bagi semua orang. penyandang cacat atau anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Ini membawa perubahan besar dalam paradigma pendidikan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus yang pada awalnya berorientasi pada pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh Sekolah Luar Biasa berubah menjadi pendidikan inklusif di sekolah-sekolah reguler.

Oleh karena itu, kegiatan yang digabung dengan Konferensi Internasional tentang Pendidikan Khusus dan Inklusif (ICSIE) 2018, bertujuan menyediakan forum bagi para akademisi, peneliti, profesional dari berbagai bidang untuk bertukar gagasan, berkomunikasi dan berdiskusi tentang perkembangan terbaru di bidang pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Konferensi ICMED dan ICSIE ini diharapkan menjadi forum bagi para ahli, praktisi, peneliti pendidikan dan siswa untuk mengumpulkan ide-ide dalam kerangka pendidikan yang bermakna khususnya, serta berbagai aspek pendidikan secara umum. Selain itu, ICMED juga diharapkan menjadi perantara dalam membangun dan memperkuat jaringan dan kolegialitas di antara para peserta.

Hadir sebagai Keynote Speaker yaitu Asc. Prof. Dr. David Evans (University of Sydney), Prof. James J. Laskin (University of Montana, USA), Prof. Dr. Suparno, M. Pd. (UNY), Asc. Prof. Dr. Ratchaneekorn Tongsookde (Chiang Mai University, Thailand), Asc. Prof. Kannamah Mottan (UPSI Malaysia) dan Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si. (UNY). Acara ini diikuti 280 peserta yang terdiri dari Mahasiswa S1 dan S2, Praktisi Pendidikan, Guru sekolah Inklusi dan masyarakat umum. (ant)