Pendidikan untuk Perubahan Masyarakat Bermartabat

Kamis (14/8) “Kemiskinan dan penderitaan manusia adalah ancaman bagi pengembangan religiusitas keimanan” menjadi kalimat penutup pidato Upacara Puncak Dies Natalis ke-64 FIP UNY oleh Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU. di ruang Abdullah Sigit FIP UNY. Dalam paparan yang berjudul “Pendidikan : Menyiapkan Peran Generasi Kreatif, Menjemput Takdir, Merancang Masa Depan”, beliau mengilustrasikan fenomena-fenomena siswa dari kalangan kurang mampu yang berhasil lulus sebagai siswa terbaik. Misalnya Raini anak tukang becak lulusan terbaik UNNES dan Riyo anak tukang kayu berhasil masuk di Kedokteran UGM.

Karakter tersebut dianggap sebagai “takdir” bukan pendidikan yang dirancang. Sementara itu belum banyak studi yang mengkaji bagaimana karakter pribadi kreatif tersebut lahir dalam masyarakat miskin. Sedangkan kenyataannya kebanyakan lulusan sekolah favorit di kota dengan biaya mahal lebih berpeluang melanjutkan studi di sekolah favorit, sementara siswa dari daerah tertentu dan ekonomi kelas bawah hanya mungkin melanjutkan di sekolah tertentu yang bukan favorit.

Oleh karena itu beliau dalam kaitannya dengan tema Dies Natalis ke-64 FIP UNY yaitu “Pendidikan untuk Perubahan Masyarakat Bermartabat” mengajak para pendidik untuk dapat memahami latar belakang sosial dan kepribadian tiap peserta didik, pembelajaran berfungsi optimal melahirkan manusia kreatif dengan energy mengubah sejarah yang selalu baru.

Upacara Dies Natalis ke-64 FIP UNY dihadiri oleh anggota RKU, senat fakultas dan semua dosen FIP beserta tamu undangan. Acara ini diawali dengan Laporan Tahunan Dekan oleh Dekan FIP UNY Dr. Haryanto, M.Pd. yang dilanjutkan dengan sambutan Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (yoss/ant)