Seminar Kesekolahdasaran PGSD UHAMKA dan UNY

Senin (18/1) Menempati Kampus III UNY di Jalan bantul, Rombongan dari PGSD Universitas Prof. Dr. Hamka sejumlah 260 mahasiswa dan 16 dosen, disambut dengan alunan gamelan oleh tim karawitan PGSD Kampus III. Rombongan juga dihibur dengan penampilan tari oleh tiga mahasiswa UNY Kampus Wates yaitu Tari Bangun Desa. Kegiatan selanjutnya adalah pembukaan dan sambutan-sambutan lalu diberikannya cinderamata oleh kedua belah pihak, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan ishoma.

Acara selanjutnya yaitu Seminar Kesekolahdasaran yang berlangsung sekitar pukul 13.00 WIB. Seminar ini diisi oleh 2 pembicara dan dimoderatori oleh Ibu Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd. Sebagai pembicara pertama adalah Dr. H. Pudjo Sumedi AS, M.Ed. dari pihak Universitas Prof. Dr. Hamka yang mengambil tema Tantangan Masa Depan. Dalam paparannya, beliau menjelaskan mengenai problematika guru saat ini, salah satunya mengenai Pendidikan Profesi Guru (PPG). Seharusnya sebelum menjadi seorang guru, calon guru sebaiknya mengikuti PPG. Calon guru harus paham mengenai pembinaan dan pengembangan profesi guru yang diantaranya terdiri dari Penilaian Kinerja Guru (PKG), Peningkatan Kinerja Rendah (PKR), dan Pengembangan Keprofesian Bekelanjutan (PKB). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme seoang guru dalam mengajar.

Selain itu sebagai calon guru, jelas harus mempersiapkan bagaimana sistem pembelajaran yang akan digunakan. Saat ini, guru dituntut untuk menciptakan suasana kelas yang aktif dan menyenangkan. Siswa tidak hanya pasif mendengarkan guru. Pembelajaran tradisional diubah menjadi pendidikan abad 21. Kemudian ada pembinaan sumber daya manusia pendidikan (guru profesional, bermartabat, dan sejahtera) melalui penjaminan mutu.

Kemudian dilanjutkan dengan pembicara kedua dari pihak Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Dr. Anwar Senen, M.Pd. Beliau mengambil tema mengenai Pembelajaran yang Toleran. Seperti akhir-akhir ini, banyak kasus yang melibatkan anak usia sekolah dasar. Sebagai contoh kurangnya moral dan toleransi anak usia SD. Seharusnya guru harus bisa mendesain pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran dan bertoleran. Guru harus memunculkan sikap toleran dalam pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya terpaku pada buku pegangan, itu hanya sebagai salah satu referensi.

Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus dilakukan setiap hari sebelum mengajar jangan dibuat setahun sekali. Hal ini bertujuan agar dinamika sosial di sekitar anak bisa disampaikan. Guru tidak bisa hanya berpatokan pada RPP yang telah dibuat setahun. Sebaiknya guru juga tidak hanya menjelaskan teori saja, namun ada contoh-contoh yang nyata.

Setelah seminar selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dibuka untuk tiga penanya. Sebagai penutup peserta kunjungan kembali dihibur dengan alunan gamelan. (nan/ant)