Seminar Nasional dan Temu Alumni PLS FIP UNY "Optimalisasi PNFI Dalam Membentuk Karakter Bangsa"

Yogyakarta (21/05/11), Dalam Rangka Dies Natalies ke-47 UNY, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) FIP UNY mengadakan Seminar Nasional Pendidikan Luar Sekolah dengan tema "Optimalisasi peran PNFI dalam membentuk Karakter Bangsa" yang cukup berhasil menyedot perhatian dari banyak kalangan. Hal ini terbukti dari jumlah peserta yang memadati ruang sidang utama rektorat UNY, yaitu sekitar 200 peserta dari berbagai instansi baik dari sivitas akademik, dosen seluruh Indonesia, maupun mahasiswa. Dan yang teristimewa seluruh mahasiswa pendidikan luar sekolah se-Indonesia (Imadiklus) juga mengikuti seminar nasional tersebut. Seminar kali ini menghadirkan pembicara berkelas di kalangan PLS, Dr. Hamid Muhammad (Ditjen PAUDNI) yang diwakilkan Dr. Ade Kusmiadi, M.Pd (ketua P2PNF1 Semarang). Beliau memaparkan tentang "Kebijakan dan Program PAUDNI Tahun 2011", ini menjadi penting bagi warga PLS karena menyangkut derajat PLS di mata pemerintahan Indonesia. Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.A selaku Rektor UNY dalam sambutannya telah menegaskan bahwa "PLS sederajat dengan Pendidikan Formal bahkan lebih penting, PLS merupakan refleksi pendidikan sepanjang hayat "
Selain mendatangkan Dr. Ade Kusmiadi, M.Pd, pada kesempatan kali ini hadir pula Sumarno, M.A, Ph.D yang juga dosen PLS FIP UNY untuk mempresentasikan "Difusi Inovasi Multiple literasy untuk Membangun Karakter Bangsa", beliau memaparkan bahwa untuk membangun karakter bangsa, maka menjadi penting untuk melek dalam segala hal. PLS harus mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan bukan hanya melek aksara saja yang menjadi tugas PLS namun melek teknologi, melek ekonomi, dan sebagainya juga hal yang krusial diperlukan. Karena PLS tidak hanya menjangkau kaum tertindas, kaum berada pun bisa direngkuh PLS, tambah beliau. Sesuai dengan hal itu, Ahmad Bahruddin (pendiri Qaryah Thayibah/pendidikan alternative dari Salatiga) telah mencoba menerapkan hal tersebut, bahwa belajar bisa dimanapun dan kapanpun. Melalui pendidikan berbasis komunitas yang tidak membatasi siswa dan tidak dibelenggu dengan aturan-aturan saklek pendidikan, beliau mampu membentuk siswa yang cerdas juga mandiri namun punya kreativitas yang tinggi. Ini terlihat dari banyaknya karya warga belajar pendidikan alternative yang disebar di seluruh Indonesia yang juga dipamerkan ketika Seminar Nasional berlangsung. Selain itu, animo peserta cukup mengesankan banyak pertanyaan yang mengalir. Ini juga terjadi ketika ruound table session yang diadakan sebagai tindak lanjut dari seminar.
Selain seminar, PLS FIP UNY pun mengadakan Temu kangen Alumni yang dihadiri oleh 100 Alumni yang tersebar di seluruh Indonesia dan malam itu menjadi malam nostalgia yang dirindukan oleh Alumni. Tidak hanya bersapa ria, temu alumni memiliki visi untuk membentuk ikatan PLS FIP UNY, menjalin persaudaraan dan bekerja sama untuk membangun PLS di masa yang akan datang. Esoknya, pertemuan dengan seluruh Ketua Jurusan seluruh Indonesia di Hotel UNY untuk meningkatkan kerja sama jurusan di seluruh Indonesia. Agenda terakhir, study wisata yang berakhir di Malioboro sebagai salah satu icon kota Jogja menjadi hal yang mengesankan. (dk&lutfi)