Seminar Nasional Optimalisasi Peranan Konselor dalam Membangun Karakter Bangsa

Sabtu, 17 Desember 2011 Himpunan Mahasiswa (HIMA) Psikologi Pendidikan dan Bimbingan menyelenggarakan seminar nasional dengan tema “ Optimalisasi Peranan Konselor dalam Membangun Karakter Bangsa” yang merupakan rangkaian acara dari PPB Expo. Seminar kali ini mnghadirkan Bapak Prof. Dr. Uman Suherman AS. M.P, seorang Guru Besar dari Universitas Pendidikan Indonesia sebagi pemateri didukung oleh Bapak Timbul Mulyono, seorang guru pembimbing di SMA 10 Yogyakarta dan Bapak Dwi Siswoyo, M.Hum, dosen jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan FIP UNY. Acara dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Dr. Haryanto, M.Pd., didampingi oleh Wakil Dekan III FIP UNY, Dr. Suwarjo, M.Si.
Prof. Dr. Uman Suherman AS. M.P mengemukakan bahwa tugas dan tanggungjawab konselor dalam membangun karakter bangsa adalah melalui pendidikan yang memandirikan, meningkatkan iman dan takwa, berakhlak mulia, mencerdaskan, menyehatkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekuatan pribadi, demokratis, dan bertanggungjawab. Oleh karena itu dibutuhkan konselor mengerti prinsip profesionalitas konselor diantaranya memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan tanggungjawab yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dan jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, tutur beliau.
Bapak Timbul Mulyono juga memperkuat bahwa posisi konselor sebaiknya terintegrasi dalam KTSP untuk mencapai visi BK dalam membangun iklim sekolah bagi kesuksesan seluruh peserta didik serta  misi BK untuk memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai kompetensi bidang akademik, pribadi, sosial berlandaskan pada tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan YME. Dengan terbentuknya pribadi siswa, maka implementasi pendidikan karakter di sekolah semakin baik karena pendidikan karakter  bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh “hati”. Senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Dwi Siswoyo, M.Hum bahwa pendidikan karakter adalah aktivitas mendidik seseorang atau mendidik diri sendiri sehingga dimiliki “moral knowing”, “moral feeling” dan “moral action” dalam kesatuan organis, harmonis, dinamis yang “mengejawantah” dalam tindakan sehari-hari. Penerapan pendidikan karakter pada diri siswa perlu dilakukan dengan guru memberi contoh dan menjadi contoh. (zulfa)