TUMBUHKAN PERILAKU BAIK MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR

Perilaku yang baik pada anak tentu menjadi keinginan dari orang tua. Setiap orang tua tentu ingin memiliki anak yang mempunyai sikap atau perilaku yang baik serta berkarakter. Namun saat ini banyak anak yang belum berperilaku baik, ditunjukkan dari tingginya jumlah bullying yang terjadi di Indonesia. Selain itu juga masih ada siswa yang belum membuang sampah pada tempatnya, berlaku kurang sopan seperti mengejek, berkata kasar, berkata jorok, atau tindakan tidak sopan yang lainnya. Sejak anak usia dini anak harus diarahkan untuk meminimalisir perilaku buruk. Kebiasaan tersebut perlu diubah agar tidak melekat dan menjadi perilaku anak hingga anak dewasa, karena untuk mengubah tingkah laku anak yang buruk akan lebih sulit dilakukan apabila anak sudah dewasa. Hal ini menjadi perhatian mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang membuat media kartu bergambar untuk menimbukan minat berperilaku baik pada anak.

Aknes Wahyuningtyas Fajarwati, Nisa Muktiana dan Putri Siti Nadhiroh dari prodi teknologi pendidikan serta Dina Indah Widyawati prodi PGSD membuat media kartu bergambar sebagai alat permainan edukatif bagi siswa guna meningkatkan perilaku baik. Ketua kelompok Aknes Wahyuningtyas Fajarwati mengatakan bahwa media kartu bergambar merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik perhatian anak-anak karena ilustrasi gambar yang menarik serta tingkat kemudahan gambar untuk dipahami. “Harapannya agar siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari kebiasaan baik yang seharusnya dilakukan dan kebiasaan buruk yang harus dihindari atau ditinggalkan” kata Aknes. Selain itu dengan menggunakan media ini, diharapkan berbagai kebiasaan yang seharusnya dilakukan ataupun dihindari dapat lebih tertanam pada diri anak.

Menurut Nisa Muktiana, mereka menyebut media ini dengan Media Kartu Pendidikan Karakter (Mekar Pinter). “Media ini berupa alat permainan edukatif berupa kartu kata bergambar yang di dalamnya berisikan illustrasi perilaku baik dan perilaku buruk” kata Nisa. Dalam setiap 1 set Mekar Pinter berisi 128 kartu yang dibedakan menjadi 4 warna, 32 kartu berwarna merah, 32 kartu berwarna biru, 32 kartu berwarna kuning dan 32 kartu berwarna hijau. Kartu-kartu tersebut terbagi atas 2 macam kartu, yaitu menggambarkan perilaku baik yang bertanda (+), perilaku buruk yang bertanda (-), termasuk panduan bermain dan papan mainnya.

Cara bermainnya cukup mudah. Putri Siti Nadhiroh menjelaskan bahwa siswa sekelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 siswa. “Setiap kelompok mendapat sepaket kartu, dan tiap siswa dalam kelompok mendapat 32 kartu yang berwarna merah, biru, kuning dan hijau” kata Putri. Papan main dibuka dan siswa menyesuaikan warna kartu yang dimilikinya dengan warna kotak papan main. Permainan dimulai dengan memilih kartu yang sesuai dengan keadaan siswa dan dimasukkan dalam 3 kotak hingga kartu habis. Kotak pertama untuk perilaku yang telah dilakukan, kotak kedua untuk yang tidak dilakukan dan kotak ketiga untuk yang akan dilakukan. Penentuan pemenangnya adalah menghitung jumlah kartu yang bertanda (+) di kotak pertama, dimana siswa yang memiliki kartu terbanyak bertanda (+) adalah pemenangnya.

Pembelajaran menggunakan kartu ini telah dilaksanakan di SDN Klodangan Sleman Yogyakarta dengan hasil baik. Diungkapkan Dina Indah Widyawati bahwa luaran yang diharapkan setelah bermain Mekar Pinter adalah siswa mampu membedakan perbuatan mana yang baik dan buruk. “Harapannya siswa bisa menerapkan perilaku baik tersebut pada kehidupan sehari-hari” kata Dina. Media pembelajaran karya mahassiwa tersebut sedang diusulkan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI). (Dedy)