Seminar Nasional IKA Komisariat FIP UNY: Pendidikan Bermutu untuk Membangun Peradaban Baru di Era/Pasca Pandemi COVID-19

(Sabtu, 10/4). Ikatan Alumni Komisariat Fakultas Ilmu Pendidikan  Universitas Negeri Yogyakarta (IKA FIP UNY) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY menggelar seminar nasional dalam rangka dies natalis ke - 57 UNY dengan tema “Pendidikan bermutu untuk membangun peradaban baru di era/pasca pandemic covid-19”. Seminar nasional ini berlangsung pada 10 April 2021 dan dilaksanakan secara virtual melalui media zoom meeting, menghadirkan keynote speaker yaitu Drs. Raden Kadarmanta Baskara Aji, MM, selaku Sekretaris Daerah DIY. Selain itu menghadirkan pula 2 narasumber untuk sesi panel yaitu Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. dari Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP) Universitas Negeri Yogyakarta dan Dr. Suwarjo. M.Si. yang merupakan Dosen pada prodi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Keynote Speaker, Baskara Aji, sapaan beliau, menerangkan terkait dengan bagaimana pendidikan dilakukan, diimplementasikan, pada peradaban yang sekarang ini sudah berubah, di era pandemi, atau bagaimana pendidikan itu bisa membangun perilaku seeorang, kelompok masyarakat untuk menghadapi pandemi ini. Lebih lanjut, Aji menekankan bahwa Pendidikan itu sejak awal diasumsikan untuk merubah perilaku seseorang, dari hal yang negatif kearah positif, atau dari yang positif ke yang lebih baik lagi. “Pendidikan punya andil di situ. Pendidikan itu bisa merubah kebudayaan  ataupun kebudayaan itu bisa mempengaruhi, memberikan  aspirasi kepada bidang pendidikan, kususnya peserta didik, baik tingkat TK, SD, SMP. SMA, atau perguruan tinggi baik formal maupun nonformal”, paparnya.

Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan bermutu, Aji memberikan suatu pandangan menarik. “Kita harus menyiapkan rancangan/implementasi pendidikan yang bermutu, supaya pada suatu saat nnti kita melaksanakan pendidikan secara penuh, maka semua hal  bisa diatasi, sehingga pandemi ini tidak memberikan pengaruh terhadap proses pendidikan, karena dalam  pendidikan yang bermutu, pendidikan yang sudah dipersiapkan, pendidikan yang adaktif, fleksibel akan memberikan sumbangsih terhadap proses pembelajaran  di perguruan tinggi maupun menengah”, terangnya.  

Pembalajaran saat ini secara daring, sudah menjadi peradaban, peradaban dalam era pandemi covid-19. “Karena mobilitas yang tidak banyak, banyak yang kaget, terutama penyiap kurikulum, khususnya pada kurikulum standar proses”, jelasnya.

Aji menekankan hal yang terdampak pada persoalan standar proses. Untuk mendapatkan standar kelulusan yang cukup maka perlu standar proses yang baik. “Sebagai contoh, pembelajaran praktik tidak mungkin dilakukan secara virtual, harus tatap muka, akan tetapi di masa pandemi ini, pembelajaran tatap muka harus dibatasi tidak banyak orang. Sementera standar proses harus dengan praktik langsung. Sehingga kita menyiapkan pendidikan yang bermutu, saat ini yg paling urgen adalah pada perubahan/penyesuaian pada standar proses. Standar prosesnya harus di ubah, untuk mencapai standar kelulusan tertentu, tentu proses di pandemi ini berbeda sebelum pandemic dengan pasca pandemic”, ungkapnya.

Terkait dengan tantangan Pendidikan bermutu di Era pasca Covid-19 bagi akademisi, Aji mengharapkan para akademisi terus melakukan inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran. “Pola pembelajaran yang inovatif kreatif menjadi hal yang sangat penting diera/pasca pandemic covid-19”, tutupnya.

Senada dengan Baskara Aji, Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd, mencoba menjawab tantangan pola pembelajaran yang inovatif dan kreatif  dengan konsep Pembalajaran Daring Rasa Luring. Lantip, selaku Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta ini, menjelaskan bahwa tahun kemaren, LPMPP UNY telah berusaha membua kajian  inovasi di masa dan pasca pandemic covid-19. “UNY dalam melakukan kajian inovasi pembeljaran terkait dengan beberapa hal. Pertama kesiapan kebijakan, kesiapan kultur, kersiapan infrastuktur, kesiapan dosen dan mahasiswa, implementasi pembelajaran dalam masa wabah pandemic global, inovasi inovaso pembelajaran pada masa covid, dan membuat rumusan alternatif pembelajaran inovatif dalam masa dan pasca wabah pandemic globa;”, terangnya.

Terkait dengan penjaminan mutu pendidikan, Lantip menjelaskan lima pilar mutu pendikan, yaitu Customer Focus (Fokus pada kebutuhan pelanggan), Total Involvement, Measurement (pengembangan system untuk pengukuran, menambah nilai /value pendidikan, Commitment (Komitmen untuk mendukung sistem , staf dan mahasiswa dalam mengelola perubahan), Continuous Improvement (selalu melakukan pengembangan untuk pendidikan yang lebih baik).

Melanjutkan paparan dari Prof Dr. Lantip, Dr. Suwarjo, M.Si., menekankan pada proses pembelajaran secara detil, khususnya bagaimana permainan dalam proses layanan bimbingan dan konseling. “Mengapa game (permainan) penting dalam proses pembelajaran?”, tanya Warjo, panggilan beliau. Mengutip dari pendapat Garvey dalam Rusmana, Bermain secara instrinsik didorong hasrat untuk bersenang -senang. Pengalaman bermain merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan fisik, sosial, dan psikis anak. Fungsi bermain bagi perkembangan anak, diantaranya bisa mengembangkan otot dan melatih seluruh tubuhnya, belajar berkomunikasi, penyaluran energi emosional yang terpendam, memberikan kesempatan mempelajari berbagai hal, merangsang kreativitas anak, membangun konsep diri secara lebih pasti dan nyata.

Seminar nasional “Pendidikan bermutu untuk membangun peradaban baru di era/pasca pandemic covid-19” ini diikuti kurang lebih 190 peserta secara virtual. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Dr. Sujarwo, M.Pd. Diawali dengan doa yang dipandu oleh Dr. Amir Syamsudin, M.Ag. (pit/rit)