KABAYAN, KEBAYA BAHAN PAYET SISIK IKAN

Ide untuk mendayagunakan limbah sisik ikan menjadi payet kebaya berasal dari buah pemikiran kreatif Erlina Oktaviandani, mahasiswi PGSD FIP UNY 2016, yang notabene merupakan ‘anak pantai’ karena tempat tinggalnya yang tidak jauh dari Pantai Depok. Erlina kemudian berinisiatif untuk mengajak teman-temannya bergabung dalam tim PKM dan bersama-sama menuangkan gagasannya tersebut ke dalam sebuah karya yaitu PKM Kewiraushaan. Dengan bimbingan dosen PGSD FIP UNY Haryani, M. Pd, Erlina bersama ketiga temannya yang lain yaitu Eka Septianti Putri (Pendidikan Teknik Busana FT UNY 2014), Amaliatul Firdaus (Pendidikan Akuntansi FE UNY 2016), dan Nanda Veruna Enun Kharisma (PGSD FIP UNY 2016) menamakan produk kebaya dengan bahan payet sisik ikan tersebut “Kabayan” yang merupakan akronim dari “Kebaya Bahan Payet Sisik Ikan. Alasan lain yang mendasari pemilihan nama “Kabayan” adalah karena nama tersebut akan lebih mudah diingat oleh masyarakat nantinya.

Erlina yang kebetulan merupakan penggagas serta ketua dari Tim PKM-K “Kabayan” menuturkan bahwa alasan memilih kebaya sebagai produk dari usaha yang diusulkannya dalam PKM adalah karena ia dan ketiga temannya berharap dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan dan kebudayaan daerah yang salah satunya adalah kebaya. Kreativitas inilah yang kemudian mengantarkan mereka pada keberhasilan meraih dana Ristekdikti dalam Program Kreatifitas Mahasiswa dalam bidang kewirausahaan (PKM-K) tahun 2017.

Proses pengolahan limbah sisik ikan sebelum dijadikan payet cukup sederhana. Diawali dengan penyortiran dan pencucian sisik ikan dengan air bersih kemudian dilanjutkan perendaman dalam larutan citrid acid untuk mendapatkan sisik-sisik ikan yang bersih dan tidak bau amis. Sisik-sisik ikan itu kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.

Kalau dijemur langsung pada terik matahari, nanti sisik yang dihasilkan jadi banyak yang melengkung sehingga susah dibentuk,” ungkap Erlina. Untuk menghasilkan payet yang cantik, langkah selanjutnya adalah proses pembentukan. Sisik ikan yang kurang rapi dipotong supaya bentuknya lebih serasi. Sisik-sisik itu lalu dilubangi dengan bor supaya dapat dijahitnya.

Yang menarik dari payet sisik ikan adalah tekstur sisiknya yang membedakannya dari payet sintetis yang selama ini beredar di pasaran. Sehingga, untuk mempertahankan keunikan dan kekhasan tersebut, kami sangat berhati-hati dalam memilih pewarna. Setelah melakukan beberapa kali percobaan, pilihan kami akhirnya jatuh pada pewarna tekstil indigosol,” lanjutnya.

Setelah sisik ikan dicelupkan ke dalam larutan indigosol, sisik-sisik itu akan tampak semakin cantik dengan warna transparan yang berkilau. Sepuluh menit kemudian, sisik ikan ditiriskan lalu dijemur hingga kering. Saat dijemur, sisik ikan harus dibolak-balik supaya warnanya merata. Setelah kering, sisik ikan kemudian dibilas dengan air bersih. Untuk memperkuat warnanya, sisik kemudian direndam lagi dengan larutan HCL sebelum kembali dibilas dengan air bersih dan dilanjutkan dengan dijemur.

Setelah proses pembuatan payet selesai, tahap selanjutnya adalah mengaplikasikan payet sisik ikan untuk memercantik kebaya. Menurut Erlina, proses yang paling membutuhkan perhatian khusus dari produk ini adalah pada pembuatan payetnya. Sedangkan untuk pembuatan kebaya tidak jauh berbeda dari pembuatan kebaya pada umumnya. [har/ant]