Webinar Peran Guru BK di Era Pandemi COVID-19

Indonesia bahkan dunia saat ini sedang mengalami musibah berupa pandemi COVID-19 yang menyebabkan banyak kebijakan baru dimunculkan dan diberlakukan. Kebijakan tersebut salah satunya adalah pelaksanaan pembelajaran secara daring, hal ini menuntut para stakeholder di sekolah untuk memunculkan inovasi baru guna tetap menjalankan system kependidikan. Begitu pula guru bimbingan dan konseling, turut berperan dalam proses belajar mengajar. Bagaimana peran guru bimbingan dan konseling di era pandemic covid-19 ini? Hal ini terjawab dalam Webinar yang berjudul Peran Guru Bimbingan dan Konseling di Era Pandemi COVID-19.

Webinar terlaksana pada hari selasa, 23 Juni 2020 pada pukul 13.00 WIB sampai selesai melalui Live Youtube di Channel FIP UNY. Webinar ini diselenggarakan oleh Laboratorium dan Layanan Diklat Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta kerjasama dengan Prodi Bimbingan dan Konseling. Narasumber pada webinar ini yaitu Prof. Dr. Moh Farozin, M.Pd. selaku Guru Besar UNY dan Ketua Umum PB ABKIN Indonesia dan Dr. Suwarjo, M.Si, dosen Prodi Bimbingan dan Konseling UNY. Selanjutnya webinar dimoderatori oleh Dr. Sigit Sanyata, M.Pd selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling UNY.

Peran guru BK di era pandemic COVID-19 dijelaskan oleh Prof. Dr. Moh Farozin, M.Pd. yaitu pertama, guru BK melakukan pendampingan bagi peserta didik dalam upaya tercapainya perkembangan optimal dan utuh serta kemandirian dalam kehidupannya. Kedua, kegiatan pendampingan secara professional dilaksanakan oleh Guru BK berdasar ilmu BK disesuaikan dengan kondisi peserta didik serta yang terpenting adalah di era pandemic COVID-19 Guru BK tentunya lebih banyak menerapkan layanan berbasis teknologi informasi/online/daring. Selanjutnya disampaikan oleh Dr. Suwarjo, M.Si, layanan bimbingan dan konseling memfasilitasi individu untuk melakukan adaptasi terhadap situasi kritis guna mencapai perkembangan optimal. Pandemic ini memunculkan banyak reaksi dari siswa, dapat berupa kecemasan, menolak kenyataan, psikosomatis, dan lainnya. Respon-respon yang muncul ini menjadi sasaran layanan yang dapat diberikan oleh guru BK untuk membantu siswa kembali memiliki mental yang sehat (fafa/rit)