WORKSHOP PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN E-LEARNING BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Jurusan Pendidikan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus menyelenggarakan workshop pengembangan pembelajaran berbasis e-learning bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Acara ini dihadiri oleh para guru SLB, guru sekolah inklusi serta guru anak akselerasi atau CIBI (Cerdas Isrimewa dan Berbakat Istimewa) di wilayah Yogyakarta dan dibuka secara resmi oleh Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA.  Bertindak sebagai pembicara yaitu Dr. Ishartiwi, Edi Purwanta, M.Pd., Kuswari Herawati, M.Kom., Endang Supartini, M.Pd., Ariyawan Agung Nugroho, S.T.
Kuswari Herawati, M.Kom dari Pusat Komputer UNY menguraikan tentang e-learning untuk ABK.  Desain e-learning bagi ABK dimodifikasi sesuai dengan keterbatasan yang dimiliki oleh ABK, misalnya untuk anak tunanetra maka bentuk e-learning berbentuk taktual dan bersuara misalnya pearngkat lunak screen reader Thunder yang digunakan untuk mengubah teks pada layar menjadi suara atau pengunaan keyboard Braille. Sedangkan bagi tunarungu, e-learning didesain menggunakan bahasa isyarat sebagai interfacenya baik dalam bentuk video atau simbol gambar-gambar ekspresi sebagai isyarat. Tampilan e-learning diupayakan menarik dan eye cathing. Salah satunya adalah program I-CHAT (I Can Hear And Talk) yang terbagi dalam 5 modul yaitu modul kamus, modul isyarat abjad jari, modul isyarat bilangan, modul tematik dan modul menyusun kalimat.  Selanjutnya, e-learnimg bagi tunadaksa dapat didesain sebagaimana e-learning pada umumnya, hanya saja pegoperasian perangkat e-learning lainnya memerlukan bantun orang lain. Misalnya menggunakan vitual keyboard yang memungkinkan siswa hanya menggunakan mouse untuk mengetik dan melakukan aktivitas lain di komputer. Adapun strategi e-learning untuk tunagrahita dan tunalaras dapat mrnggunakan video atau animasi yang menarik diantaranya penggunaan suara lembut untuk memberikan arah, putar musik lembut sebagai backsound, gunakan urutan gambar sebagai petunjuk melakukan sesuatu.
Dr. Ishartiwi, dosen PLB FIP UNY menambahkan bahwa kebutuhan pembelajaran ABK adalah kebutuhan akan pengalaman onkret, kebutuhan akan pengalaman memadukan dan kebutuhan akan berbuat dan bekerja dalam belajar. Oleh karena itu penyusunan e-learning bagi ABK diharapkan tidak melupakan prinsip belajar tersebut, karena bagaimana pun fungsi e-learning adalah sebagai komplemen pembelajaran konvensional. Pembekalan tentang e-learning perlu diberikan kepada para guru dan tenaga kependidikan karena e-learning dapat mengatasi masalah rendahnya rasio pengajar dan siswa, fleksibilitas pelaksanaan pembelajaran, enrichment proses pembelajaran, dan kemungkina perluasanlayanan pendidikan.