Pemikiran Tokoh Lokal Sumatera Utara, Willem Iskander, dalam Konteks Pendidikan dan Nasionalisme di Era Revolusi Industri 4.0

Irfan Dahnial berhasil mempertahankan disertasinya berjudul "Pemikiran Tokoh Lokal Sumatera Utara, Willem Iskander, dalam Konteks Pendidikan dan Nasionalisme di Era Revolusi Industri 4.0." Ia berhak menyandang gelar Doktor pada Rabu (11/10) di Ruang Sidang Muh Amin.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Willem Iskander merupakan pribumi pertama yang berhasil mendirikan lembaga pendidikan bernama Kweekschool Tanobato pada tahun 1862. Pemikiran Willem Iskander dalam konteks pendidikan dan nasionalisme menekankan pentingnya tidak adanya pemisahan warna kulit (a line color division) dan bahwa pendidikan harus menjadi pusat kebudayaan. Beliau juga menginginkan agar pendidik mampu menulis dan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa persatuan.

Melalui gagasan a line color division yang diusung oleh Willem Iskander, diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi peneliti berikutnya tentang pemikiran Willem Iskander, yaitu bahwa setiap individu berhak mendapatkan pendidikan. Selain itu, konsep pendidikan sebagai pusat kebudayaan yang digagas oleh Willem Iskander dapat dijadikan pedoman dalam praktik di lembaga pendidikan. Dalam penerapan pemikiran Willem Iskander, para pendidik dapat menggunakan berbagai strategi seperti inkuiri sosial, project citizen, dan discovery learning.

Upaya untuk menumbuhkan semangat nasionalisme pada generasi muda di era revolusi industri 4.0 memerlukan empat kompetensi utama, yaitu kolaborasi, kreativitas, komunikasi, dan pemikiran kritis. Pemikiran kaya dan fokus pada pendidikan dan nasionalisme yang diusung oleh Willem Iskander dapat menjadi dasar referensi yang relevan, terutama dalam bidang pendidikan dan nasionalisme, baik secara lokal maupun nasional.

Terkait penerapan pemikiran Willem Iskander dalam membangun pendidikan dan nasionalisme dalam dunia pendidikan, para pendidik di UPT SDN Sei Merah Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang telah menerapkan dan meneladani pemikiran tersebut sejak dulu. Mereka mengingatkan para pelajar untuk tekun dalam belajar dan menuntut ilmu, serta berperilaku jujur dan tidak pantang menyerah.

Selain itu, para guru di UPT SDN Sei Merah Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang menerapkan pemikiran Willem Iskander dengan cara memperkenalkan tokoh-tokoh bersejarah, tradisi, dan kepercayaan budaya Indonesia. Proses pembelajaran diintegrasikan dengan lingkungan melalui strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, sebagai upaya merangsang murid dalam menanamkan nasionalisme dengan cara menjaga lingkungan.

Willem Iskander, sebagai pelopor pendidikan dari Sumatera Utara yang menggagas pembaharuan dalam pendidikan di masa lampau, diharapkan dapat menjadi pedoman dalam praktik pendidikan di masa kini. Pemikiran tokoh pendidikan lokal, Willem Iskander, memiliki implikasi praktik yang sangat relevan dalam konteks pendidikan dan nasionalisme. Pemikiran Willem Iskander dapat memberikan pandangan bagi praktisi pendidikan dan pembuat kebijakan, baik pada tingkat lokal maupun nasional, untuk memperkuat pendidikan yang berfokus pada pembangunan nasionalisme. (rit)